Kisah ini terjadi saat anakku menginjak usia 5 tahun. Untuk aku
kisah ini sangat memberikan pelajaran bahwa kita hidup tidak sendirian, dan kita pun
harus berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Dan aku tidak menyangka kalau ide ini justru
keluar dari mulut anakku.
Jujur saja aku kurang begitu suka kalau ulang tahun itu
dirayakan. Aku tidak antipati perayaan ulang tahun, tetapi aku memang tidak
suka ribet atau dibuat repot dengan mengundang orang –orang itu saja sih. Di komplek perumahanku untuk acara ulang tahun anak kebanyakan memang
dirayakan, dari yang perayaannya sederhana (dengan mengundang beberapa orang),
hingga menyewa tenda plus hiburan buat anak-anak. Dari yang budgetnya ratusan
ribu hingga jutaan rupiah. Padahal juga mungkin anaknya belum mengerti maksud
acara perayaan tersebut.
Demam perayaan ulang tahun
Demam perayaan ulang tahun itu sempat merambah di pola pikir
anakku. Anakku sempat memintaku untuk mengadakan perayaan seperti
teman-temannya. Perasaan kasihan dan tidak tega sempat melintas di hatiku. Tetapi
aku harus consisten dengan keputusanku dari awal, bahwa aku akan mendidik
anakku untuk berhati memberi dengan tidak mengharapkan imbalan. Akhirnya untuk
menyenangkan hati anakku aku punya cara dengan membagi-bagikan bingkisan ulang tahun berikut
souvenir ke teman-temannya di komplek, yang aku masukkan ke dalam goody bag
dengan aku kasih gantungan tulisan “tidak menerima sumbangan ataupun kado”. Anakku
senang dan semangat untuk mengantar satu demi satu goody bag ke teman-temannya.
Adikku penjual Koran
Anakku sudah semakin besar, usianya waktu itu mau menginjak
5 tahun. Aku dan suami sering mengajak anakku untuk melihat anak-anak yang
kurang beruntung. Tujuannya untuk membangkitkan rasa bersyukur bahwa kondisi
dia jauh lebih baik jika dibandingkan kondisi anak-anak itu. Aku selalu member contoh
kehidupan mereka (anak –anak penjual Koran) ke anakku, bahwa mereka tidak akan
bisa makan sebelum korannya laku. Dan itu mereka lakukan sampai larut malam. Tidak
ada tempak buat tidur, dan paginya tidak sekolah karena tidak adanya biaya
sekolah. Itu saja tujuanku saat itu. Tapi aku tidak menyangka kalau timbul
pikiran dan ide yang mengejutkan dari anakku.
Di ulang tahunnya yang kelima aku sengaja adem ayem saja,
tidak ada rencana buat perayaan ulang tahun anakku, tapi tiba-tiba anakku
datang kepadaku dan bilang kalau dia ingin sekali dibuatkan roti bolu yang
banyak buat ulang tahunnya. Jujur saja aku kaget karena anakku hanya minta roti
bolu saja dan memintaku untuk mengiris semua roti itu kemudian dibungkus
satu-satu, untuk ulang tahunnya. Aku pikir roti-roti itu akan dibagikan ke
teman-temannya di komplek. Tapi ternyata aku salah! Anakku membungkusnya
sendiri kemudian semua roti yang sudah dibungkus satu persatu itu dia letakkan
dalam wadah plastic. Aku masih belum ngerti apa maksud itu semua, soalnya waktu
aku Tanya mau dbagikan kemana, dia
menjawabnya : “ Gaza nggak mau membagikan ke teman-teman komplek sebab
teman-teman Gaza anak orang kaya… Gaza mau membagikan sama adik-adik Gaza yang
tukang Koran, ya bunda…” subhanallah. Kaget aku dibuatnya. Aku tidak menyangka
anakku punya pola pikir sejauh itu.
Bangga sekaligus terharu
Berangkatlah aku dan anakku dengan diantar oleh ayahnya menggunakan
mobil, untuk mendatangi setiap perempatan lampu merah. Beberapa lampu merah yang
kami datangi kebetulan saat itu sepi tidak ada anak-anak penjual Koran, mungkin
karena habis ada operasi dari satpol PP. Anakku kecewa dan sempat mau nangis
karena beberapa perempatan lampu merah kosong tidak ada anak-anak penjual Koran.
Aku sempat menghiburnya, kalau nanti pasti ketemu. Akhir kami bertemu sekelompok anak-anak kecil seusia anakku
sedang bermain di tepi jalan, ada yang menjual Koran, ada yang mengamen, ada
pula yang sekedar minta uang recehan. Langsung berbinar-binar wajah anakku, dia
langsung turun menemui teman-temannya yang kurang beruntung itu sambil
memberikan tas plastic yang sudah diisi banyak potongan roti bolu… anakku senang sekali melihat anak-anak penjual Koran itu
saling berebut mengambil makanan itu. Akhirnya kami pulang dengan senyum kepuasan…
Anakku kemudian pesan kepadaku kalau dia ulang tahun lagi,
dia ingin dirayakan dengan mengundang orang tidak mampu dirumah Mbah Kakung (kakek) didesa. Alhamdulillah di ulang
tahunnya yang ke-7 tahun semua itu terlaksana atas ijin Allah swt…
Selamat ulang tahun anakku, biarpun bunda nulisnya terlambat….
Semoga kamu jadi anak yang pandai, sholeh, bisa jadi contoh bagi lingkungan
sekitarmu, berbakti kepada negaramu, dan orang tuamu… dan semoga cita-citamu
sebagai seorang ilmuwan terlaksana…amin..
0 comments:
Post a Comment