Tuesday, June 5, 2012

ANTARA ANAKKU DAN TUKANG KORAN


Kisah ini terjadi saat anakku menginjak usia 5 tahun. Untuk aku kisah ini sangat memberikan pelajaran  bahwa kita hidup tidak sendirian, dan kita pun harus berbagi dengan sesama yang membutuhkan.  Dan aku tidak menyangka kalau ide ini justru keluar dari mulut anakku. 

Jujur saja aku kurang begitu suka kalau ulang tahun itu dirayakan. Aku tidak antipati perayaan ulang tahun, tetapi aku memang tidak suka ribet atau dibuat repot dengan mengundang orang –orang  itu saja sih. Di komplek perumahanku  untuk acara ulang tahun anak kebanyakan memang dirayakan, dari yang perayaannya sederhana (dengan mengundang beberapa orang), hingga menyewa tenda plus hiburan buat anak-anak. Dari yang budgetnya ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Padahal juga mungkin anaknya belum mengerti maksud acara perayaan tersebut.


Demam perayaan ulang tahun

Demam perayaan ulang tahun itu sempat merambah di pola pikir anakku. Anakku sempat memintaku untuk mengadakan perayaan seperti teman-temannya. Perasaan kasihan dan tidak tega sempat melintas di hatiku. Tetapi aku harus consisten dengan keputusanku dari awal, bahwa aku akan mendidik anakku untuk berhati memberi dengan tidak mengharapkan imbalan. Akhirnya untuk menyenangkan hati anakku aku punya cara dengan  membagi-bagikan bingkisan ulang tahun berikut souvenir ke teman-temannya di komplek, yang aku masukkan ke dalam goody bag dengan aku kasih gantungan tulisan “tidak menerima sumbangan ataupun kado”. Anakku senang dan semangat untuk mengantar satu demi satu goody bag ke teman-temannya.

Adikku penjual Koran

Anakku sudah semakin besar, usianya waktu itu mau menginjak 5 tahun. Aku dan suami sering mengajak anakku untuk melihat anak-anak yang kurang beruntung. Tujuannya untuk membangkitkan rasa bersyukur bahwa kondisi dia jauh lebih baik jika dibandingkan kondisi anak-anak itu. Aku selalu member contoh kehidupan mereka (anak –anak penjual Koran) ke anakku, bahwa mereka tidak akan bisa makan sebelum korannya laku. Dan itu mereka lakukan sampai larut malam. Tidak ada tempak buat tidur, dan paginya tidak sekolah karena tidak adanya biaya sekolah. Itu saja tujuanku saat itu. Tapi aku tidak menyangka kalau timbul pikiran dan ide yang mengejutkan dari anakku. 

Di ulang tahunnya yang kelima aku sengaja adem ayem saja, tidak ada rencana buat perayaan ulang tahun anakku, tapi tiba-tiba anakku datang kepadaku dan bilang kalau dia ingin sekali dibuatkan roti bolu yang banyak buat ulang tahunnya. Jujur saja aku kaget karena anakku hanya minta roti bolu saja dan memintaku untuk mengiris semua roti itu kemudian dibungkus satu-satu, untuk ulang tahunnya. Aku pikir roti-roti itu akan dibagikan ke teman-temannya di komplek. Tapi ternyata aku salah! Anakku membungkusnya sendiri kemudian semua roti yang sudah dibungkus satu persatu itu dia letakkan dalam wadah plastic. Aku masih belum ngerti apa maksud itu semua, soalnya waktu aku Tanya mau dbagikan kemana, dia  menjawabnya : “ Gaza nggak mau membagikan ke teman-teman komplek sebab teman-teman Gaza anak orang kaya… Gaza mau membagikan sama adik-adik Gaza yang tukang Koran, ya bunda…” subhanallah. Kaget aku dibuatnya. Aku tidak menyangka anakku punya pola pikir sejauh itu.

Bangga sekaligus terharu

Berangkatlah aku dan anakku dengan diantar oleh ayahnya menggunakan mobil, untuk mendatangi setiap perempatan lampu merah. Beberapa lampu merah yang kami datangi kebetulan saat itu sepi tidak ada anak-anak penjual Koran, mungkin karena habis ada operasi dari satpol PP. Anakku kecewa dan sempat mau nangis karena beberapa perempatan lampu merah kosong tidak ada anak-anak penjual Koran. Aku sempat menghiburnya, kalau nanti pasti ketemu. Akhir kami bertemu  sekelompok anak-anak kecil seusia anakku sedang bermain di tepi jalan, ada yang menjual Koran, ada yang mengamen, ada pula yang sekedar minta uang recehan. Langsung berbinar-binar wajah anakku, dia langsung turun menemui teman-temannya yang kurang beruntung itu sambil memberikan tas plastic yang sudah diisi banyak potongan roti bolu… anakku senang  sekali melihat anak-anak penjual Koran itu saling berebut mengambil makanan itu. Akhirnya kami pulang dengan senyum kepuasan…

Anakku kemudian pesan kepadaku kalau dia ulang tahun lagi, dia ingin dirayakan dengan mengundang orang tidak mampu dirumah Mbah Kakung (kakek) didesa. Alhamdulillah di ulang tahunnya yang ke-7 tahun semua itu terlaksana atas ijin Allah swt…
Selamat ulang tahun anakku, biarpun bunda nulisnya terlambat…. Semoga kamu jadi anak yang pandai, sholeh, bisa jadi contoh bagi lingkungan sekitarmu, berbakti kepada negaramu, dan orang tuamu… dan semoga cita-citamu sebagai seorang ilmuwan terlaksana…amin..


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Theme images by andynwt. Powered by Blogger.
 

© TULISAN BUNDA, All Rights Reserved
Design by Dzignine and Conceptual photography