Saturday, January 14, 2017

DERITAKU SAHABAT KECILKU





                Kisah ini sengaja aku tulis untuk aku dedikasikan kepada sahabatku nun jauh disana. Berdasarkan kisah sebenar-benarnya, namun nama dan alamat aku samarkan.
                Yanto adalah nama sahabatku yang tinggal di salah satu kota di sebelah selatan  Jawa Tengah. Dia adalah teman masa kecilku pada saat aku didesa. Aku dan Yanto sudah hampir 20 tahun tidak pernah bertemu. Hingga pada suatu saat aku menikah dia datang ikut hadir sebagai tamu undangan di pesta pernikahanku.
                Setelah pertemuan itu Yanto sering sekali berkomunikasi dengan ku disaat aku pulang ke jawa. Banyak sekali yang dia ceritakan kepadaku, dan aku baru tahu kalau Yanto sekarang sudah menjadi duda istri Yanto meninggal dikarenakan sakit jantung. Selama pernikahan Yanto dikaruniai 2 orang anak perempuan yang masih kecil-kecil.
      
          Kehidupan Yanto pun tidak bisa dikatakan sukses. Sebelum istrinya meninggal Yanto sempat tinggal di Ibu Kota Negara. Hingga hartanya ludes karena harus membawa berobat istrinya. Tidak hanya itu saja, deritanya pun bertambah karena dia juga kena PHK dari perusahaan yang mempekerjakannya.
                Di desa Yanto berjualan cilok (makanan yang terbuat dari tepung tapioca yang dicolok dengan tusuk sate dan diberi bumbu kacang). Dia berjualan keliling desa sambil mendorong gerobag, dan itu dia lakukan setiap hari guna menghidupi kedua anaknya yang mulai beranjak besar.
                Hingga suatu saat waktu aku pulang kampung aku secara tidak sengaja bertemu dengan Yanto yang sedang berteriak keliling menjajakan dagangannya. Yanto berusaha menghindari aku karena malu terhadapku.
                Aku pun mengejar Yanto dan menanyakan alasan Yanto menghindari aku.
“Yanto, ini aku temanmu …!”
“maaf mbak anna, apa kabar mbak?”
“ baik yan…alhamdulillah.. kabarmu gimana yan?”
“seperti inilah mbak keadaan saya”
                Aku sangat kaget melihat keadaan Yanto sekarang dia kurus pucat seperti sedang tidak sehat.
“Yanto kapan-kapan aku main kerumahmu boleh?”
“boleh mbak, tapi rumah saya jelek..”
“nggak apa-apa..”

                Beberapa hari kemudian aku sengaja main ke rumah Yanto. Aku berkunjung kerumah Yanto ditemani suamiku. Aku miris melihat keadaan di rumah Yanto, rumahnya berantakan lantainya kotor, anak-anaknya kurang terurus. Aku kasihan melihatnya.
“silahkan masuk mbak.. mas..” kata Yanto mempersilahkan aku dan suamiku. “maaf mbak ana, rumah saya kotor habis sebetulnya saya sedang sakit, sudah 2 minggu ini saya tidak jualan.”
Aku kaget mendengar cerita Yanto.
“Kamu sakit apa Yan..?”
“Saya sakit lever mbak..”
“kamu sudah kedokter belum..?’
“saya nggak punya uang mbak, sudah beberapa kali saya ketempat pak mantri tapi nggak ada perubahan mbak. Sekarang saya coba ke alternative siapa tahu cocok di badan saya, menjadikan kesembuhan bagi saya mbak.”
“Astaghfirullah sahabat kecilku begitu miris kehidupanmu…”
“Yanto kamu harus diperiksa di rumah sakit, biar nanti aku yang membiayai semuanya..”
“terimakasih mbak… tapi nggak usah repot-repot mbak. Dengan mbak datang kerumah saya sudah cukup bagi saya untuk menambah kesembuhan saya..”
Ya Allah ringankanlah derita sahabatku. Agar dia bisa membesarkan kedua bidadari kecilnya yang masih membutuhkan kehadirannya. Tetap tabah sahabatku… Allah senantiasa memberikan yang terbaik untuk kehidupanmu….
(kisah ini berdasarkan kisah nyata, tetapi nama dan alamat kami samarkan)

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Theme images by andynwt. Powered by Blogger.
 

© TULISAN BUNDA, All Rights Reserved
Design by Dzignine and Conceptual photography